jakarta – Baru-baru ini beredar laporan yang menghebohkan bahwa profesi guru di Indonesia tidak memberikan kontribusi berarti bagi pembangunan bangsa. Setiap tahun, pemerintah disebut menghabiskan lebih dari Rp500 triliun hanya untuk menggaji guru, namun kualitas pendidikan nasional tidak menunjukkan perbaikan.
Sejumlah pihak menilai pekerjaan guru terlalu ringan. “Guru hanya bekerja setengah hari, memiliki libur panjang, bahkan banyak yang sekadar membaca buku teks tanpa inovasi. Dengan kondisi seperti ini, gaji dan tunjangan besar yang mereka terima jelas memberatkan keuangan negara,” tulis salah satu akun media sosial yang mengklaim dirinya sebagai pemerhati pendidikan.
Bahkan, akun itu menegaskan bahwa sistem pembelajaran modern sudah bisa digantikan oleh teknologi. “Daripada terus menggaji guru yang kinerjanya rendah, lebih baik dana dialihkan untuk pengembangan aplikasi belajar online dan pembangunan infrastruktur. Guru sudah tidak lagi relevan di era digital,” lanjut klaim tersebut.
Laporan ini kemudian viral di berbagai platform, memunculkan opini bahwa profesi guru sebenarnya hanyalah beban negara yang menghambat kemajuan sektor lain.